Kesadaran Baru Umat Manusia: Pilihan untuk Berkembang atau Tenggelam dalam Ego

    Kesadaran Baru Umat Manusia: Pilihan untuk Berkembang atau Tenggelam dalam Ego
    Ilustrasi.

    OPINI - Sebuah Transformasi Global Menanti Kita Semua.

    Sebagian besar populasi dunia segera akan menyadari bahwa umat manusia kini berada di persimpangan jalan penting dalam sejarah keberadaannya. 

    Pilihan ini, yang semakin jelas dari hari ke hari, adalah untuk berkembang menuju kesadaran baru atau menghadapi kehancuran akibat pola lama yang terus berulang.

    Sebuah fenomena unik telah muncul di antara segelintir manusia: runtuhnya pola pikir egois lama dan lahirnya dimensi kesadaran baru yang membawa pemahaman mendalam tentang hakikat diri. 

    Kesadaran ini bukanlah sekadar kepercayaan baru atau sistem ideologi spiritual. Sebaliknya, ini adalah transendensi pikiran—sebuah langkah besar dalam perjalanan manusia yang melampaui identifikasi dengan pikiran dan ego.

    Dalam kerangka kesadaran lama, manusia cenderung mengidentifikasi diri mereka dengan aliran pikiran yang tiada henti, menganggap "suara di kepala" mereka sebagai inti diri.

    Namun, kesadaran baru ini membawa wawasan revolusioner: Saya bukanlah suara di kepala saya, tetapi yang menyadarinya. Dengan memahami ini, umat manusia dapat membebaskan diri dari belenggu ego, yakni keterikatan pada bentuk—baik fisik, emosional, maupun pikiran.

    Identifikasi yang mendalam dengan bentuk ini telah menciptakan ilusi keterpisahan yang melahirkan penderitaan, konflik, dan kejahatan dalam berbagai bentuknya. 

    Ilusi ini, yang mendominasi sejarah umat manusia, telah membentuk pola relasi sosial dan sistem yang penuh disfungsi. Dari peperangan hingga eksploitasi, dari keputusasaan hingga ketidakadilan, semuanya bermula dari kepercayaan akan keterpisahan total manusia dari satu sama lain dan dari sumber kesatuan universal.

    Namun, harapan masih ada. 

    Kesadaran baru yang sedang tumbuh ini menawarkan jalan keluar dari pola-pola destruktif masa lalu. Dengan memahami dan merangkul keterhubungan mendalam dengan setiap makhluk dan sumber kehidupan, umat manusia memiliki peluang unik untuk menciptakan dunia yang lebih harmonis.

    Pertanyaannya adalah ? Apakah kita siap untuk mengambil langkah menuju kesadaran yang lebih tinggi, ataukah kita akan terus terjebak dalam pola lama yang membawa kehancuran? 

    Pilihan ada di tangan kita bersama, karena masa depan dunia terletak pada kesadaran kolektif yang kita bangun hari ini. (Tim)

    bali opini spiritual
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    Tari Joged Luwih

    Artikel Berikutnya

    The Call of International Journalists on...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Leonardy Harapkan Kongres PB Lemkari Akhir Januari 2025
    Hoax! Pengelola KEK Kura-Kura Bali Bantah Isu Wajib Serahkan KTP untuk Sembahyang di Pura Tirtha Harum
    Hendri Kampai: Perlawanan Rakyat atas Ketidakadilan, Indonesia Menghadapi 'Vigilante Virtual'

    Ikuti Kami